Panduan

Hiking dan Kemah: Panduan Lengkap untuk Petualangan Seru di Alam Bebas

Hiking dan kemah adalah kegiatan seru yang bikin badan sehat sekaligus bikin hati senang. Kamu bisa menikmati pemandangan alam Indonesia yang keren abis sambil olahraga ringan. Cocok banget buat yang pengen me-time atau quality time sama orang tersayang.

Diterbitkan pada Terakhir diperbarui pada

Pengantar Visual

Pohon-pohon hijau di dekat gunung di bawah awan putih di siang hari
Photo by Alex Gorey on Unsplash
Danau di dekat gunung
Tenda di hutan
Lampu di dalam tenda hijau dan biru tertutup di bawah langit berbintang
Seorang wanita dengan ransel melihat danau
Danau tenang melihat gunung di bawah langit biru dan putih
Danau di dekat pohon hijau dan gunung di bawah awan putih di siang hari
Bagian belakang truk pickup yang dimuat dengan bagasi
Tenda abu-abu di lapangan rumput hijau saat matahari terbenam
Awan putih di atas gunung di siang hari
Sungai mengalir melalui hutan hijau subur
Tenda didirikan di hutan
Gletser turun melalui medan berbatu
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Danau dikelilingi pohon dan gunung di bawah langit berawan
Gletser perlahan meluncur menuruni gunung
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Pendaki menuruni jalur yang menghadap pemandangan gunung
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Gunung dengan gletser menghadap danau biru kehijauan
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Pendaki menatap pemandangan danau gunung yang menakjubkan
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Gletser beristirahat di atas gunung berbatu
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Gletser megah di bawah langit biru berawan
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Pohon-pohon hijau di dekat gunung di bawah awan putih di siang hari
Photo by Alex Gorey on Unsplash
Danau di dekat gunung
Tenda di hutan
Lampu di dalam tenda hijau dan biru tertutup di bawah langit berbintang
Seorang wanita dengan ransel melihat danau
Danau tenang melihat gunung di bawah langit biru dan putih
Danau di dekat pohon hijau dan gunung di bawah awan putih di siang hari
Bagian belakang truk pickup yang dimuat dengan bagasi
Tenda abu-abu di lapangan rumput hijau saat matahari terbenam
Awan putih di atas gunung di siang hari
Sungai mengalir melalui hutan hijau subur
Tenda didirikan di hutan
Gletser turun melalui medan berbatu
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Danau dikelilingi pohon dan gunung di bawah langit berawan
Gletser perlahan meluncur menuruni gunung
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Pendaki menuruni jalur yang menghadap pemandangan gunung
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Gunung dengan gletser menghadap danau biru kehijauan
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Pendaki menatap pemandangan danau gunung yang menakjubkan
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Gletser beristirahat di atas gunung berbatu
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Gletser megah di bawah langit biru berawan
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Pohon-pohon hijau di dekat gunung di bawah awan putih di siang hari
Photo by Alex Gorey on Unsplash
Danau di dekat gunung
Tenda di hutan
Lampu di dalam tenda hijau dan biru tertutup di bawah langit berbintang
Seorang wanita dengan ransel melihat danau
Danau tenang melihat gunung di bawah langit biru dan putih
Danau di dekat pohon hijau dan gunung di bawah awan putih di siang hari
Bagian belakang truk pickup yang dimuat dengan bagasi
Tenda abu-abu di lapangan rumput hijau saat matahari terbenam
Awan putih di atas gunung di siang hari
Sungai mengalir melalui hutan hijau subur
Tenda didirikan di hutan
Gletser turun melalui medan berbatu
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Danau dikelilingi pohon dan gunung di bawah langit berawan
Gletser perlahan meluncur menuruni gunung
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Pendaki menuruni jalur yang menghadap pemandangan gunung
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Gunung dengan gletser menghadap danau biru kehijauan
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Pendaki menatap pemandangan danau gunung yang menakjubkan
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Gletser beristirahat di atas gunung berbatu
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Gletser megah di bawah langit biru berawan
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Pohon-pohon hijau di dekat gunung di bawah awan putih di siang hari
Photo by Alex Gorey on Unsplash
Danau di dekat gunung
Tenda di hutan
Lampu di dalam tenda hijau dan biru tertutup di bawah langit berbintang
Seorang wanita dengan ransel melihat danau
Danau tenang melihat gunung di bawah langit biru dan putih
Danau di dekat pohon hijau dan gunung di bawah awan putih di siang hari
Bagian belakang truk pickup yang dimuat dengan bagasi
Tenda abu-abu di lapangan rumput hijau saat matahari terbenam
Awan putih di atas gunung di siang hari
Sungai mengalir melalui hutan hijau subur
Tenda didirikan di hutan
Gletser turun melalui medan berbatu
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Danau dikelilingi pohon dan gunung di bawah langit berawan
Gletser perlahan meluncur menuruni gunung
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Pendaki menuruni jalur yang menghadap pemandangan gunung
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Gunung dengan gletser menghadap danau biru kehijauan
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Pendaki menatap pemandangan danau gunung yang menakjubkan
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Gletser beristirahat di atas gunung berbatu
Photo by Anthony Maw on Unsplash
Gletser megah di bawah langit biru berawan
Photo by Anthony Maw on Unsplash

Antisipasi

Awalnya aku ragu-ragu mau ikut teman-teman hiking ke Gunung Batur. "Aku kan belum pernah, nanti capek dong?" pikirku. Tapi rasa penasaran menang juga. Aku pun beli sepatu hiking di toko langganan dekat rumah, sekalian tanya-tanya tips buat pemula ke mas-mas penjualnya yang ternyata hobi banget naik gunung. Malam sebelum berangkat, rasanya kayak anak kecil yang mau pergi study tour. Aku sampai susah tidur, mikirin apa aja yang harus dibawa dan bayang-bayang indahnya sunrise di puncak.

Pendalaman

Subuh-subuh buta kami mulai pendakian. Dinginnya menusuk tulang, tapi semangat tetep membara. Jalannya menanjak dan berbatu, tapi pemandangan bintang-bintang di langit Bali bikin lupa capek. Aroma tanah basah dan wangi daun-daunan menyegarkan hidung. Pas istirahat di pos kedua, kami disuguhi kopi tubruk hangat sama pendaki lain. "Ini kopi khas Kintamani," katanya sambil tersenyum. Rasanya nikmat banget di tengah dinginnya pagi. Saat matahari terbit, semua kelelahan langsung terbayar. Pemandangan Danau Batur yang biru dengan kabut tipis menyelimuti lembah bikin aku terpana.

Refleksi

Pulang dari sana, rasanya hidupku berubah. Aku jadi lebih menghargai alam dan menyadari betapa kecilnya kita di hadapan ciptaan-Nya. Yang bikin berkesan bukan cuma pemandangannya, tapi juga kekeluargaan sesama pendaki. Sekarang tiap lihat gunung di kejauhan, rasanya pengen segera packing ransel dan berangkat lagi. Hiking itu kayak candu, deh! Sekarang aku malah jadi rajin olahraga biar bisa naik gunung yang lebih tinggi lagi.

Dengan rutin hiking, jantungmu akan lebih kuat dan peredaran darah lebih lancar. Bonusnya, bisa makan enak tanpa takut kolesterol!
Dari pada marah-marah di kantor, mending healing ke gunung. Udara segar dan pemandangan indah bikin pikiran adem ayem.
Tanpa sadar, otot-ototmu akan terlatih dengan sendirinya. Kaki jadi kekar, perut jadi sixpack, siapa yang gak mau?
Komunitas pendaki itu kekeluargaannya luar biasa. Satu gunung naik, bisa dapet teman baru dari berbagai kota!
Setelah seharian jalan, tidur di tenda bak di kasur empuk. Bangun pagi pun jadi lebih segar!
Di gunung, kamu akan sadar betapa berharganya hal-hal sederhana seperti air bersih dan makanan hangat.
Kamu akan belajar banyak tentang tumbuhan, hewan, dan ekosistem yang gak diajarin di sekolah.
  1. Cari info jalur hiking untuk pemula di daerahmu (Gunung Batur, Gunung Prau, atau Gunung Papandayan bisa jadi pilihan)
  2. Ikut komunitas hiking lokal atau ajak teman yang sudah berpengalaman
  3. Sewa atau pinjam dulu perlengkapan sebelum beli, siapa tau ternyata gak cocok
  4. Mulai dari rute pendek dulu, jangan langsung nekat ke gunung tinggi
  5. Latihan fisik ringan seminggu sebelum berangkat, minimal jalan kaki 30 menit tiap hari
  6. Cek ramalan cuaca dan persiapan logistik dengan matang
  7. Jangan lupa bawa kamera, tapi jangan sampai keasyikan foto-foto lupa nikmati momennya!
  • Sepatu hiking yang nyaman (jangan pakai sepatu biasa ya, nanti keselipan batu)
  • Tas ransel tahan air ukuran 30-50 liter
  • Tenda dan sleeping bag (pilih yang sesuai suhu daerah tujuan)
  • Jaket gunung dan baju ganti (jangan lupa baju dalam ekstra!)
  • Peta offline dan powerbank (sinyal di gunung kadang hilang timbul)
  • Makanan ringan dan air minum minimal 2 liter
  • Obat-obatan pribadi dan P3K dasar

Selalu cek prakiraan cuaca sebelum berangkat, bawa P3K lengkap, dan kasih tahu keluarga/teman tentang rencana perjalanan. Beberapa taman nasional punya jalur khusus untuk penyandang disabilitas, cek dulu ya! Jangan lupa bawa kantong sampah dan bawa pulang sampahmu.

Yang penting sepatu hiking, baju ganti, jas hujan, P3K, senter, dan air minum. Jangan lupa bawa makanan ringan seperti coklat atau kacang-kacangan buat tambahan energi. Oh iya, bawa kantong sampah juga ya!
Boleh banget! Pilih jalur yang mudah seperti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango atau Gunung Batur yang punya jalur keluarga. Pastikan bawa perlengkapan ekstra buat si kecil dan jangan lupa camilan favoritnya biar semangat jalan!
Tetap tenang, jangan panik. Jangan beri makan atau mendekati mereka. Simpan makanan dan barang berharga di dalam tas. Biasanya mereka gak akan ganggu kalau kita gak mengganggu mereka dulu.
Pertama, jangan panik. Coba ingat-ingat jalur terakhir yang kamu lewati. Kalau bawa peta dan kompas, gunakan untuk menentukan arah. Kalau bingung, lebih baik diam di tempat sambil menunggu bantuan. Makanya penting banget buat selalu beri tahu orang rumah tentang rute dan perkiraan pulang kita.
Untuk pemula, sebaiknya jangan dulu. Lebih aman dan seru kalau bareng teman atau guide yang sudah berpengalaman. Kalau mau solo hiking, pastikan kamu sudah benar-benar mengenal medan dan bawa perlengkapan komunikasi yang memadai.
Segera cari tempat berteduh yang aman, jangan di bawah pohon yang tinggi. Kenakan jas hujan dan pastikan tas tahan air. Kalau hujan deras disertai petir, segera turun ke tempat yang lebih rendah. Jangan lupa bungkus ponsel dan barang elektronik lain dalam plastik kedap air.
Untuk pemula, coba dulu yang pendek-pendek seperti Gunung Batur (2-3 jam) atau Gunung Papandayan (4-5 jam). Jangan langsung nekat ke gunung tinggi yang butuh waktu berhari-hari. Nikmati saja prosesnya, yang penting happy!
Prinsip ini mengajak kita untuk tidak meninggalkan apapun kecuali jejak kaki, dan tidak mengambil apapun kecuali foto. Bawa pulang sampahmu, jangan corat-coret batu atau pohon, dan jangan ganggu satwa liar. Biarkan alam tetap indah untuk generasi selanjutnya.
Pilih yang ukurannya pas (sedikit longgar untuk kaos kaki tebal), solnya kuat dan beralur dalam, serta pergelangan kakinya tersangga dengan baik. Jangan lupa bawa kaos kaki khusus hiking yang menyerap keringat. Oh iya, sebaiknya jangan beli online, mending langsung ke toko biar bisa dicoba dulu.
Tetap tenang dan jangan panik. Baringkan temanmu di tempat yang aman dan nyaman. Beri pertolongan pertama sesuai keluhannya. Kalau kondisinya parah, segera hubungi tim evakuasi atau minta bantuan pendaki lain. Inilah pentingnya membawa P3K dan nomor darurat.
Tergantung peraturan di lokasi hikingnya. Beberapa tempat memperbolehkan asalkan hewan peliharaan selalu dalam pengawasan dan menggunakan tali. Pastikan bawa makanan dan minuman untuk si hewan, dan jangan lupa bawa kantong untuk membersihkan kotorannya.
Jangan panik dan jangan mencoba menyentuh atau mengusirnya. Beri ruang untuk ular tersebut pergi. Kebanyakan ular akan menghindari kontak dengan manusia. Berjalanlah perlahan menjauh dan beri tahu pendaki lain tentang keberadaan ular tersebut.

Yuk, mulai petualangan hiking pertamamu! Dijamin bakal ketagihan!