Panduan

Terapi Tawa - Rahasia Bahagia ala Orang Indonesia

Terapi tawa adalah praktik kesehatan holistik yang menggabungkan tawa alami dengan teknik pernapasan untuk meningkatkan kualitas hidup. Di berbagai daerah, terapi ini semakin populer sebagai cara alami mengatasi stres perkotaan.

Diterbitkan pada Terakhir diperbarui pada

Pengantar Visual

wanita menoleh sambil tersenyum
wanita berkemeja kancing biru berbaring di atas kain cokelat
Photo by Andreea Pop on Unsplash
wanita berjaket kulit hitam dengan satu tangan di rambut di luar ruangan
wanita berdiri sambil tertawa dan menggigit jarinya
foto hitam putih wanita mengibaskan rambut
Wanita dengan mata tertutup, tangan di rambut, tersenyum.
pria berkemeja putih
Wanita berbaju putih berdiri di atas jembatan
dua wanita duduk di atas kayu gelondongan sedang berbincang
Wanita berkimono bermotif tertawa dengan tangan di wajah
Photo by Danial D on Unsplash
pria dan wanita berbaring di ayunan
wanita duduk di bangku
gadis berbaju hitam berkerah bundar tersenyum
wanita berbaju lengan panjang biru putih berdiri di lapangan rumput cokelat di siang hari
sepasang pria dan wanita menggendong anjing di dapur
Photo by Sable Flow on Unsplash
pasangan pengantin
Photo by CHUTTERSNAP on Unsplash
Pria berambut merah tersenyum lebar ke kamera
pria berbaring di atas hamparan rumput hijau yang subur
Photo by Ema Studios on Unsplash
Potret hitam putih wanita tersenyum
Pria tersenyum berbaju putih dengan latar belakang biru

Antisipasi

Pagi itu di sudut kecil rumah saya, sambil menikmati minuman hangat, saya termenung. Sudah sepekan ini kepala terasa berat seperti menggendong karung beras sepuluh kilo. Teman kantor menyarankan untuk mencoba terapi tawa yang katanya bisa bikin rileks. Saya yang selama ini lebih suka tertawa sambil menutup mulut karena takut dianggap tidak sopan, kok jadi penasaran. "Masa sih cuma dengan tertawa bisa bikin stres hilang?" pikir saya sambil mengatur bantal duduk di lantai. Dari jendela, terlihat langit pagi yang cerah seolah menyemangati untuk memulai hari baru dengan cara berbeda.

Saya memilih video panduan dari seorang terapis tawa berpengalaman yang sudah berpengalaman. Saya berbisik pada diri sendiri untuk mengikuti alurnya tanpa terlalu banyak berpikir sambil mengambil posisi duduk bersila. Di layar, sang instruktur dengan ramah menyapa, "Selamat pagi, Sobat Tawa! Siap-siap melepas beban hari ini?" Saya mengangguk sendiri, mencoba meyakinkan diri bahwa tidak ada salahnya mencoba hal baru.

Pendalaman

Instruktur di layar mengajak untuk memulai dengan senyuman lebar, seperti sedang bertemu seseorang yang disukai di pagi hari. Saya mencoba mengikuti, tapi rasanya aneh sendiri. Suara tawa saya terdengar kaku dan tidak alami. Tapi saat instruktur mulai mengajak bertepuk tangan dan mengeluarkan suara tawa yang lebih keras, tanpa sadar bibir saya mulai meregang.

Perlahan, saya membiarkan diri larut dalam momen itu. Saya bayangkan berada dalam suasana yang menyenangkan, di mana tawa adalah bahasa universal. Tubuh mulai rileks, napas terasa lebih dalam. "Sekarang, bayangkan Anda sedang menertawakan diri sendiri yang dulu terlalu serius," kata instruktur. Spontan saya teringat malam ketika salah sebut "terima kasih" ke pak satpam dengan sebutan "makan siang, Pak!" dan tiba-tiba tawa saya pecah tak terbendung.

Di tengah sesi, saya membuka mata sebentar dan melihat bayangan diri di cermin. Pipi memerah, mata berair, tapi ada pancaran bahagia yang lama tak terlihat. "Ini baru namanya terapi," batin saya sambil terus mengikuti gerakan mengibaskan tangan ke atas sambil berteriak "Yuk, ketawa!" seolah melepaskan semua beban yang selama ini dipendam.

Refleksi

Ketika sesi berakhir, tubuh terasa ringan seperti baru melepas beban lima kilo dari pundak. Yang mengejutkan, sakit kepala yang sudah mengganggu sejak tadi pagi perlahan menghilang. Saya berbaring telentang, merasakan denyut nadi yang lebih tenang dan napas yang lebih dalam. "Jadi ini rasanya bahagia yang sederhana," pikir saya sambil tersenyum sendiri.

Sepanjang hari itu, ada energi baru yang mengalir. Saat terjebak kemacetan yang biasanya bikin emosi, saya coba terapkan teknik pernapasan tadi sambil tersenyum. Anehnya, kemacetan tak lagi terasa menyebalkan. Malam harinya, tidur terasa lebih nyenyak dari biasanya, seperti bayi yang baru saja tertawa lepas seharian.

Kini, setiap pagi sebelum beraktivitas, saya selalu menyempatkan 15 menit untuk tertawa. Kadang sambil minum kopi di teras, kadang sambil menikmati matahari pagi. Teman-teman di kantor pun mulai penasaran dengan perubahan sikap saya yang lebih rileks. "Kok bisa sih kamu sekarang jarang marah-marah?" tanya mereka. Saya hanya tersenyum sambil berkata, "Saya sudah menemukan obat stres terbaik: tertawalah sebelum tertawa itu dilarang!" Sejak itu, tak jarang sudut ruang kerja kami riuh dengan gelak tawa rekan-rekan yang penasaran ikut mencoba terapi sederhana ini.

Subkategori

Kategori ini mencakup beberapa subkategori khusus, masing-masing berfokus pada aspek-aspek spesifik dan pendekatan dalam bidang pengalaman khusus ini.
Tertawa melepaskan endorfin yang mengurangi hormon stres. Beberapa penelitian menunjukkan adanya penurunan tingkat stres setelah menjalani terapi rutin, meskipun hasil dapat bervariasi pada tiap individu.
Tertawa dapat memberikan manfaat positif bagi sistem kekebalan tubuh.
Tertawa dapat memberikan manfaat seperti olahraga ringan. Bagus untuk melatih diafragma dan organ pernapasan.
Diyakini dapat memperlancar peredaran darah dan membantu menurunkan tekanan darah. Beberapa dokter merekomendasikannya sebagai terapi pendamping.
Endorfin yang dilepaskan saat tertawa berfungsi sebagai pereda nyeri alami. Banyak pasien melaporkan berkurangnya keluhan sakit kepala dan pegal-pegal.
Tertawa melepaskan ketegangan dan kecemasan yang sering menjadi penyebab sulit tidur. Cocok untuk warga kota yang sering mengalami insomnia.
Berbagi tawa dalam kelompok menciptakan ikatan emosional yang kuat. Banyak komunitas terapi tawa bermunculan di berbagai kota di Indonesia.
  1. Cari tempat tenang di rumah, bisa di teras atau ruang keluarga yang cukup lapang
  2. Duduk bersila atau berdiri tegak dengan bahu rileks
  3. Tarik napas dalam melalui hidung, tahan 3 detik, lalu buang sambil tertawa 'ha ha ha'
  4. Ulangi dengan variasi suara: 'ho ho ho', 'he he he', 'hi hi hi'
  5. Gerakkan tubuh mengalir mengikuti irama tawa, biarkan alami
  6. Tutup mata dan bayangkan momen lucu atau memalukan, biarkan tawa mengalir
  7. Akhiri dengan tarikan napas panjang dan senyuman tulus
  • Ruang cukup untuk duduk atau berdiri nyaman
  • Pakaian longgar yang tidak membatasi gerakan
  • Air putih untuk melembapkan tenggorokan
  • Handuk kecil untuk mengelap keringat
  • Sikap terbuka dan siap tertawa
  • Waktu 10-15 menit tanpa gangguan
  • Cermin (opsional untuk pemula)

Terapi tawa aman untuk segala usia, namun bagi yang memiliki riwayat hernia, wasir stadium lanjut, atau baru menjalani operasi perut, disarankan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Jika merasa pusing atau tidak nyaman, hentikan sejenak dan lanjutkan dengan gerakan lebih ringan. Tidak disarankan dilakukan setelah makan berat.

Sangat manjur! Banyak penelitian, termasuk dari berbagai lembaga pendidikan tinggi, membuktikan manfaatnya. Yang penting dilakukan dengan konsisten minimal 3 kali seminggu.
Wajar sekali merasa malu di awal. Mulailah sendirian di kamar, atau ikut komunitas terapi tawa yang sekarang sudah ada di banyak kota besar Indonesia.
Efek rileks biasanya langsung terasa. Untuk manfaat jangka panjang, dibutuhkan rutinitas yang konsisten.
Bisa! Anda bisa mempraktikkan teknik pernapasan dan senyuman saat terjebak macet atau antrean. Tak perlu mengeluarkan suara keras.
Hindari setelah makan besar atau minum banyak air. Bagi yang punya riwayat hernia atau baru operasi perut, sebaiknya konsultasi dokter dulu.
Pagi hari setelah bangun tidur atau sore hari sepulang kerja sangat disarankan. Hindari sebelum tidur karena bisa membuat segar dan susah tidur.
Tidak masalah! Senyuman lepas pun sudah memberikan manfaat. Yang penting niat dan keikhlasan dalam melakukannya.
Bisa sekali. Banyak peserta melaporkan tidur lebih nyenyak karena pikiran lebih tenang setelah tertawa lepas.
Cukup beberapa menit setiap hari. Lebih baik singkat tapi konsisten daripada lama tapi jarang.
Tidak harus. Anda bisa mulai sendiri di rumah dengan panduan video. Tapi bergabung dengan komunitas bisa lebih menyenangkan.
Jelaskan bahwa Anda sedang melakukan terapi kesehatan. Siapa tahu mereka malah tertarik ikutan!
Sekarang sudah banyak komunitas di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan. Bisa dicari di media sosial dengan kata kunci 'Komunitas Yoga Tawa [nama kota]'.

Mari mulai praktik tertawa dan rasakan manfaatnya untuk kesehatan Anda.