Panduan

Praktik Syukur: Cara Sederhana Meningkatkan Kualitas Hidup

Praktik syukur membantu Anda mengapresiasi hal-hal kecil dalam hidup, meningkatkan kualitas hubungan, dan menemukan kebahagiaan dalam keseharian.

Diterbitkan pada Terakhir diperbarui pada

Pengantar Visual

benda berwarna putih dan kuning dengan tulisan
orang memegang bingkai foto kayu hitam persegi panjang dengan tulisan "Give. Thanks."
Photo by Simon Maage on Unsplash
spanduk ulang tahun berwarna putih dan merah
Photo by Ann on Unsplash
logo
botol kaca bening dengan bunga putih
huruf t hitam putih
botol kaca bening berisi cairan coklat
ucapan tahun baru perak dan hitam
orang memegang kartu bertuliskan "i love you" hitam putih
buah catur hitam putih
tulisan terima kasih
Photo by Lip on Unsplash
spanduk selamat hari st patrick
Photo by Adam Winger on Unsplash
scrabble membentuk tulisan "what are you grateful for today"
Photo by Mark Casey on Unsplash
sekumpulan labu bertuliskan kata terima kasih
Patung wanita mengenakan topi merah
Photo by notinx on Unsplash
tulisan, papan tulis
orang memegang bunga di tangan
Photo by Liana S on Unsplash
patung Buddha putih di atas permukaan air
Patung Buddha Gautama
papan bertuliskan pesan dengan gambar hati
Photo by Mark Casey on Unsplash

Antisipasi

Awalnya saya agak ragu dengan konsep jurnal syukur ini. "Emangnya nulis hal-hal yang disyukuri bisa bikin hidup lebih baik?" batin saya sambil membolak-balik buku catatan baru di toko buku Gramedia. Tapi teman kantor saya, Rina, bilang ini berhasil bangun mood-nya. Akhirnya, dengan setengah hati saya beli buku catatan kecil bergambar batik yang lucu, sambil berjanji akan mencobanya selama sebulan penuh.

Malam pertamanya, saya duduk di teras rumah sambil menyeruput teh hangat. Jari-jari saya masih kaku menulis. "Apa ya yang patut disyukuri hari ini?" Saya pun mulai mencatat hal-hal sederhana: bisa pulang sebelum hujan deras, ketemu penjual gorengan langganan yang selalu ngasih sambal ekstra, dan proyek kantor yang akhirnya selesai juga. Rasanya agak aneh, tapi ada kepuasan tersendiri.

Pendalaman

Dua minggu berlalu, saya mulai merasakan perubahan halus. Saat macet di tol Jagorawi yang biasanya bikin bete, saya malah memperhatikan langit senja yang memerah di antara gedung-gedung. "Wah, cantik juga ya," gumam saya sambil tersenyum. Saya langsung catat momen itu di notes hp untuk ditulis nanti malam.

Yang bikin kaget, saya jadi lebih peka sama hal-hal kecil. Seperti kemarin, waktu tukang soto langganan ngasih tahu goreng lebih banyak ke saya. "Ini beneran berkat jurnal syukur atau cuma kebetulan ya?" batin saya sambil menikmati soto dengan lahap. Ternyata, dengan berlatih bersyukur, saya jadi lebih menghargai momen-momen kecil yang selama ini terlewat.

Refleksi

Tiga bulan kemudian, jurnal syukur itu sudah penuh dengan coretan-coretan warna-warni. Saya bahkan sampai beli stabilo untuk menandai momen-momen spesial. Yang paling berkesan adalah ketika saya baca ulang catatan tentang hari pertama kerja di kantor baru. Dulu saya cuma menulis "Syukur dapat meja dekat jendela". Sekarang, meja itu jadi saksi bisu perjalanan karir saya.

Yang bikin terharu, kebiasaan ini menular ke keluarga. Sekarang setiap makan malam, kami saling berbagi satu hal yang disyukuri hari itu. Adek saya yang biasanya cuek malah yang paling antusias cerita. Saya baru sadar, ternyata kebahagiaan itu seperti kacang gorengan - seringkali ada di depan mata, tapi baru terasa nikmatnya kalau kita berhenti sejenak untuk menikmatinya.

Berdasarkan penelitian dari Universitas Indonesia, menuliskan 3 hal yang disyukuri setiap hari selama 3 minggu bisa menurunkan tingkat stres hingga 25%.
Membuat catatan syukur sebelum tidur membantu menenangkan pikiran, membuat tidur lebih nyenyak dan berkualitas.
Mengungkapkan rasa terima kasih pada orang lain bisa meningkatkan kualitas hubungan dan menciptakan ikatan emosional yang lebih dalam.
Penelitian menunjukkan orang yang rutin bersyukur memiliki sistem imun lebih kuat dan jarang sakit.
Fokus pada hal-hal positif membantu mengurangi kadar hormon kortisol (hormon stres) dalam tubuh.
Bersyukur membuat pikiran lebih jernih dan fokus, sehingga meningkatkan produktivitas kerja.
Kebiasaan bersyukur melatih otak untuk lebih mudah menemukan hal-hal positif dalam setiap situasi.
  1. Siapkan buku catatan khusus atau aplikasi catatan di ponsel
  2. Tentukan waktu khusus setiap hari, misalnya sebelum tidur atau setelah sholat subuh
  3. Mulailah dengan menulis 3-5 hal yang disyukuri hari ini
  4. Jangan hanya daftar, tapi tuliskan juga perasaan dan alasan bersyukur
  5. Cari hal-hal baru setiap hari, sekecil apapun itu
  6. Bacalah ulang catatan syukur di akhir pekan
  7. Ajak anggota keluarga atau teman untuk ikut mencoba
  8. Beri tanda bintang untuk momen-momen spesial
  9. Jangan terlalu keras pada diri sendiri jika suatu hari lupa
  10. Nikmati prosesnya, ini bukan kompetisi
  • Buku catatan atau aplikasi catatan di ponsel
  • Waktu 5-10 menit setiap hari
  • Tempat yang nyaman dan tenang
  • Pikiran yang terbuka
  • Konsistensi minimal 21 hari
  • Pena atau pensil favorit
  • Keinginan untuk berubah ke arah lebih baik

Praktik ini aman untuk semua usia dan kondisi. Tidak ada efek samping yang berbahaya. Jika memiliki riwayat gangguan kecemasan atau depresi berat, disarankan berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.

Biasanya butuh 2-3 minggu untuk mulai merasakan perubahan. Tapi ingat, ini bukan lomba. Nikmati saja prosesnya pelan-pelan.
Justru di saat sulit, bersyukur itu penting banget. Mulai dari hal sederhana seperti masih bisa bernapas, punya tempat tinggal, atau ada yang peduli. Nanti lama-lama kamu akan terbiasa melihat sisi terang di setiap keadaan.
Bisa banget! Malah bagus diajari sejak dini. Ajak mereka cerita hal menyenangkan seharian atau buatkan kaleng syukur berisi catatan-catatan lucu.
Bebas! Yang penting nyaman. Kalau lebih suka mengetik, banyak aplikasi bagus seperti Gratitude atau Catatan Syukur yang bisa diunduh.
Gak usah khawatir! Lanjutkan saja keesokan harinya. Jangan sampai jadi beban. Praktik syukur itu seharusnya menyenangkan, bukan menambah stres.
Kalau berpikir positif itu umum, bersyukur lebih spesifik. Kita benar-benar merasakan dan menghargai hal-hal baik yang terjadi, sekecil apapun itu.
Bisa banget! Banyak yang tidurnya jadi lebih nyenyak setelah menulis jurnal syukur. Tapi ingat, ini bukan pengganti pengobatan medis ya kalau masalah tidurnya parah.
5-10 menit saja cukup. Yang penting konsisten. Jangan sampai jadi beban yang menyita waktu.
Tulis aja seadanya. Bahkan kalau cuma bisa menulis 'hari ini masih bisa bernapas', itu sudah cukup. Nanti perlahan mood akan membaik dengan sendirinya.
Bisa! Sambil naik KRL, ngopi di warung, atau menunggu antrian. Yang penting tetap fokus pada rasa syukur, jangan sambil main HP.
Kalau diary biasanya berisi curahan hati, jurnal syukur lebih fokus pada apresiasi terhadap hal-hal baik, sekecil apapun itu.
Buat jadi kebiasaan, misalnya sambil menunggu air mendidih untuk kopi pagi, atau sebelum tidur. Bisa juga pasang alarm di HP sebagai pengingat.

Mulai praktik syukur hari ini dan rasakan perubahannya!